Sabtu, 25 Jun 2011

Malaysia Today - Your Source of Independent News


Klik GAMBAR Dibawah Untuk Lebih Info
Sumber Asal Berita :-

Malaysia Today - Your Source of Independent News


The saga of economic (s)hitman 2

Posted: 24 Jun 2011 04:41 PM PDT

How can you demonstrate against something that has not taken place and yet the Malaysian police gave him a permit? We have been watching too many ghost stories including our men and women in blue!

My friends were gawking at the photos of the beauties displaying cardboards condemning Ambiga. And my friend Jali who is a permanent fixture at Cengkih restaurant in Taman Tun says he wants to get to know the photogenic beauties cornered by Ibrahim Ali. He reckons if Ibrahim Ali can get these girls to demo, he has a chance to score.

This Ibrahim Ali is a tireless operator. He went through a heart bypass a few months ago. Today he is up and about directing street demos. He hasn't lost it since the ITM days. Perhaps he has received a blood transfusion with super-budu formulations. He hasn't lost his flair of mobilizing crowds to any cause he chose- laughable or not.

On a serious note, the stand taken by our police is puzzling. It's not consistent at all. Demonstrations carried out by organizations supporting the government were and are often given permission. Condoleezza Rice visited Malaysia the last time, was given a loud reception by the UMNO ketua Pemuda. Demonstrations in support of anti-Israel and pro Palestine causes are easily allowed. Other organizers not supporting the government get arrested.

Either you give everyone permission or you don't give at all. If demonstrations are not allowed, and the law also works retrospectively arrest all those involved a few days ago, who protested aggressively against Bersih and Ambiga.

Otherwise, give permission for all to hold demonstrations in big stadiums. Then we term that as guided demonstrasi.

READ MORE HERE

 

Pakai T-shirt Bersih ditangkap - KDN belilah mesin pengimbas, periksa seluar dalam sekali

Posted: 24 Jun 2011 04:24 PM PDT

Ini merupakan satu tindakan yang agak keterlaluan dan ini membuatkan orang ramai merasakan tidak lagi merasakan hidup secara bebas yang lazim diamalkan oleh rakyat negara yang bebas dan demokratik. Jika tekanan terhadap rakyat dilakukan sampai sedemikian rupa ini menunjukan secara terang yang pihak yang sedang memegang kuasa itu sudah tidak berkeyakinan lagi akan diberi mandat oleh yang yang memilih.

Takkan lah dengan memakai baju T Bersih sudah menjadi kesalahan. Kenapa hendak menekan sampai ketahap ini. Rakyat akan merasakan kebencian terhadap kita dengan lebih teruk lagi dan kita juga yang akan menerima kesannya. Kita boleh melakukan apa-apa tindakan yang munasabah untuk mempertahankan apa yang kita dapat dari rakyat, tetapi jika kita terpaksa menekan sebegini rupa semata-mata untuk mengekang desakan rakyat ini sudah melampaui batas yang bermoral.

Kita hendakan kesinambungan sokongan rakyat, tetapi jika rakyat benar-benar tidak lagi mahu memberikan mandate kepada kita, ia tidak bermakna kita ada kuasa secara moral dan undang-undang menekan manusia sehingga kepada pakaian yang kita pakai. Kita telah mendesak rakyat supaya tidak menyokong rally yang bakal di adakan pada 9hb Julai nanti. Kita tidak mengeluarkan permit untuk penganjuran itu. DAN sekarang mereka dicegah memakai baju T Bersih itu merupakan satu tindakan yang 'autocratic' yang tidak ada batasnya.

Jika kita hendak menjadikan pakaian yang bersimbulkan gerakan rakyat dan parti-parti politik maka kita juga mesti melakukan larangan terhadap mereka yang memakai baju UMNO, PKR, PAS, DAP, MCA dan mana-mana parti politik dan pertubuhan NGO yang lain.

Presiden Marcos merupakan seorang dictator tetapi dalam pemerintahannya masih ada dua tiga saluran TV yang terang-terang menentang kerajaan. Saluran itu terus beroperasi dan Marcos dictator itu tidak pula menangkap dan menahan mereka yang mengendalikan saluran TV itu.

Jadi kita boleh bertanya kepada diri kita sekarang ini. Jika diktator Marcos boleh membiarkan saluran TV beroperasi dengan agak bebas, apa pula hendak kita katakan terhadap pemimpin kita yang begitu takut dan marah untuk mendengar rungutan rakyat? Bukankah ianya lebih teruk dari pemerintahan dictator?

READ MORE HERE

 

Funny Business in Hong Kong

Posted: 24 Jun 2011 11:31 AM PDT

We can also demonstrate how a number of Taib-linked companies are now owned or being managed out of the BVI by one of the Philippine's top bankers Franciso C Sebastian, who started his career as a Financial Advisor in Hong Kong.  We suggest that investigations in Hong Kong hold the key to tracing the early development of Taib's international web of global investments as the profits from felling Sarawak's rainforests escaped abroad.

The Shea Kin Kwok connection

The first job that needs doing is to interview Mr Shea Kin Kwok.  Shea was long regarded as a mysterious businessman with several links to Taib family companies.  However, Sarawak Report has now confirmed that he was in fact the paid secretary to Taib's brother Onn Mahmud.  His job was to manage Achi Jaya company affairs out of Hong Kong, in particular to control the Achi Jaya linked companies into which payments were being made.

 
 

The Hong Kong Company Register shows a number of companies, including Regent Star listed under the ownership of Shea Kin Kwok and a fellow employee Kho Eng Beng

This activity became public in April 2007, when the shipping kickbacks scandal broke after the Japanese tax authorities prosecuted timber exporters for not declaring millions of dollars paid to Regent Star Company Ltd, which was one of the companies directed by Shea Kin Kwok out of his office in Connaught Road.  The Japanese timber exporters explained they had been forced to pay the kickbacks to Regent Star in order to get their shipping licences.  

 

READ MORE HERE.

Kredit: www.malaysia-today.net

0 ulasan:

Catat Ulasan

 

Malaysia Today Online

Copyright 2010 All Rights Reserved